"Sesungguhnya Al-Quraan ini adalah
bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara, tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang disucikan."
Pendahuluan
Sebelumnya,
patut diketahui bahwa seluruh materi yang termuat dan akan terus dimuat
dalam rubrik tafsir ini adalah rangkuman pelajaran tafsir Al-Quran untuk
para pemula yang disajikan oleh Al-Allamah Hujjatul Islam wal Muslimin
Syekh Muhsen Qiraati. Qiraati adalah ahli tafsir dari Iran yang sejak masa
muda hingga usia kira-kira setengah abad sekarang banyak menghabiskan
waktunya untuk kegiatan menulis dan berceramah di berbagai majlis
pengajian ilmiah yang beliau adakan.
Tak seperti
umumnya ulama, dalam berceramah Qiraati yang membidangi ilmu tafsir ini
memiliki retorika khas yang mudah dicerna oleh para audennya. Untuk itu,
tak jarang beliau menyisipi keterangannya dengan humor-humor cerdas yang
menambah gairah dan konsentrasi audennya. Kelebihan inilah yang membuat
Muhsen Qiraati yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Malaysia ini
tercatat dalam jajaraan ulama dan dai yang popular di tengah masyarakat
sehingga pengajian-pengajian beliau selalu dipadati peminatnya yang
mencakup kalangan tua dan muda, pria dan wanita dari berbagai elemen
masyarakat.
Dengan membaca
tafsir yang dirangkum dari transkip pelajaran tafsir beliau untuk para
pemula, kami harap anda dapat menemukan nuansa-nuansa baru makrifat Qurani
dengan pendekatan yang mudah dan sederhana, namun berbobot. Untuk itu mari
kita selami kandungan suci Al-Quran dengan memulainya dari tafsir surah
yang sudah lama kita hafal dan kita baca dalam setiap solat lima rakaat
yaitu, surah Alfatihah.
Di dunia modern
dan era industri setiap produk semisal lemari es dan televisi oleh
desainer dan produsennya selalu disertai dengan buku petunjuk pemakaian
dan perawatan untuk diberikan kepada para pembeli dan konsumennya. Buku
ini memuat rincian tentang bagian luar dan dalam peralatan tersebut, juga
cara penggunaan yang benar, hal-hal yang berbahaya bagi alat itu, dan
sebagainya, agar konsumen dapat mempelajari dan memanfaatkannya dengan
baik dan benar, juga agar mereka dapat menghindari pantangan tertentu yang
akan membuat barang tersebut cepat rusak.
Manusia adalah perangkat yang sangat canggih yang telah
diciptakan oleh Zat Yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa. Sedemikian
rumitnya struktur tubuh dan jiwa kita sehingga kita tidak mampu mengenali
hakikat diri kita sendiri, juga jalan kebahagiaan kita. Dari satu sisi,
apakah kita ini lebih kecil dibanding dengan lemari es dan televisi, yang
para perancang dan penciptanya berkewajiban menyertakan buku petunjuknya,
sedangkan Pencipta kita tidak perlu menyajikan sebuah buku petunjuk kecil
untuk kita?!! Apakah kita tidak memerlukan buku petunjuk, yang
menjelaskan keistimewaan-keistimewaan tubuh dan jiwa manusia, yang
menerangkan segala kemampuan dan potensi-potensi yang telah diciptakan
dalam wujudnya, dan menyebutkan cara-cara yang benar dalam penggunaan
semua itu?
Yang
lebih penting dari semuanya ialah penjelasan tentang bahaya-bahaya yang
mengancam tubuh dan jiwa manusia, serta sumber-sumber kebinasaan dan
kesengsaraannya secara terperinci? Dapatkah diterima, Allah yang
menciptakan kita atas dasar rahmat dan mahabbah, lalu melepaskan kita
begitu saja tanpa menerangkan jalan kebahagiaan dan cara mencapai
kesejahteraan bagi kita? Al-Quran adalah ibarat sebuah buku petunjuk
tentang manusia yang Allah kirimkan.
Di
dalam kitab petunjuk inilah Allah SWT menerangkan jalan kebahagiaan dan
kesejahteraan, juga faktor-faktor kebinasaan dan kesengsaraan manusia.
Hubungan baik kekeluargaan dan kemasyarakatan, masalah-masalah hukum dan
akhlak, keperluan-keperluan jiwa dan raga, tugas-tugas individu dan
sosial, adat istiadat yang benar dan yang menyimpang di dalam masyarakat
manusia, perintah-perintah dan undang-undang keuangan serta perekonomian,
dan berbagai topik lain yang berperan di dalam kebaikan atau kerusakan
individu dan masyarakat, semua ini dijelaskan di dalam Kitab ini. Meskipun
di dalam Al-Quran disebutkan juga kisah-kisah tentang kaum-kaum terdahulu,
berbagai peristiwa peperangan dan pertempuran, sejarah kehidupan
manusia-manusia, baik lelaki maupun perempuan, namun Al-Quran bukanlah
sebuah buku cerita, melainkan kitab pelajaran bagi kehidupan kita saat
ini. Oleh karena itu nama kitab ialah Al-Quran yang berarti bacaan. Sebuah
kitab yang harus dibaca; hanya saja bukan sekedar dibaca dengan lidah,
sebagaimana kitab pelajaran di sekolah-sekolah dasar. Ia adalah Kitab yang
harus dibaca disertai dengan tafakkur dan tadabbur atau penghayatan,
sebagaimana yang diminta oleh Al-Quran itu sendiri.
Tujuan pembahasan kita ini ialah mengupas ajaran-ajaran
Al-Quran Karim dalam bentuk terjamah dan penjelasan agar ketika membaca
Al-Quranul Karim, Anda juga dapat mengambil manfaat darinya untuk
kehidupan di dunia. Kini marilah kita menghadapkan diri kita kepada
Al-Quran, dan kita buka halaman pertama Kitab samawi ini. Surah pertama
Al-Quranul Karim ialah Fatihatul Kitab. Di kalangan umum Surah ini dikenal
dengan nama Surah Al-Hamdu. Oleh karena Al-Quranul Karim diawali oleh
Surah ini, maka Surah ini pun dinamai Fatihatul Kitab yang artinya pembuka kitab.
Kedudukan penting Surah yang tak memiliki lebih dari tujuh
ayat ini tergambar dalam kewajiban membacanya dua kali di dalam setiap
salat yang kita lakukan, dan salat akan batal tanpa membacanya. Surah yang
merupakan pembukan Kitab Allah ini sendiri dimulai dengan sebuah ayat
dimana setiap pekerjaan yang tidak didahului oleh ayat ini, maka pekerjaan
tersebut tidak akan membawa kebaikan.